Sepeda Lipat
PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING QUIPPER SCHOOL TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 109 JAKARTA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This research aimed to find the effect of implementing quipper school e-learning to student's independent learning and to find the student's perception about quipper school was used in learning process at senior high school . the hypothesis in this research is "there is positive effect between the implementing of quipper school in student's independent learning". This research used the purposive sampling consist of 36 students. This research used pre-experimental method type one group pretest-posttest design. The questionnaire instrument which consist of 36 items was used in this research. To find out effect between implementing quipper school and student's independent learning it used a t-test, then it showed tvalue=9,77 eith a=5%. Which means. H0 is rejected or there is effect of implemnting quipper school e-learning to student's independent learning. The research showed the effect size was 1,70 (high). Based on the normalized gain, that there was an increase in student's independent learning, about 0,22 student's perception about using quipper school are quipper school is a tool to develop material that can help student's critical thinking very useful on practising it helps in manitain learning time efficiently it helps the students doing the task everywhere and anytime
KERUSAKAN TANAH DAN BEBERAPA FAKTOR PENYEBABNYA: STUDI KASUS DI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Laju perkembangan penduduk yang sangat pesat merupakan salah satu penyebab utama timbulnya tekanan yang sangat berat terhadap kualitas tanah. Pengamatan terhadap kerusakan tanah di kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk Kawasan Puncak, dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan tanah dan factor-faktor penyebabnya, yang sepenuhnya didasarkan pada analisis “overlay” dari peta-peta yang diperoleh dari Direktorat Tata Guna Tanah Departemen Dalam Negeri. Kemudian juga disajikan alternative program untuk menanggulanginya
ANALISIS EKSPOR, IMPOR GULA PASIR DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEMPATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
The Problem face off in Indonesia from several decade from the past until now grow of workers not balance with growing of sugar industry very potensial develop by concept to improve export and low import so it influenced level employement and level povert in Indonesia. From data based on population in 2008-2010 getting increase, employement data 2008-2010 more lower but still high, people which work in industry process 2007-2009 more increased whereas data 2001-2009 production volume getting high level consumption getting high and sugar import high enough show sugar production can not ful fill consumption necessary in country still should import average about 50% every year. Analisi data in 2009 the number of work process industry is 10,88%, in 2010 number work = 92.59%, level absorption of work 77,96%, participation of work 67,83%, number of employement 7,41%, number of work in sugar industry 0,06% cash of population in Indonesia, analysis regretion double correlation between export import to absorption worker Y = 64256,99 + 0,000104 X1 - 0,0000013 X2, show there is correlation and import level influence negative with absorption correlation coefisien = 0,558 show significant correlation export and import together and determination coefisien = 0,31 which only 31% influenced to absorption of workers. Terrain data not productive still enough for garden of sugar care. From the data it conclusion there is potensial which develop industry investation sugar in Indonesia soo could ful fill in or country can improve export, lower import of sugar which influence to opportunity of work the lower of employment and poverty level in Indonesia
ANALISIS PENGELUARAN KONSUMEN UNTUK AIR MINUM DALAM KEMASAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP POTENSI PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA DI SULAWESI SELATAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This study aims to determine consumer exspense for packaged drinking water have an impact on potential job opportunities in South Sulawesi. This research was conducted using surveys, interviews and questionnaires. Data were analyzed by simple and multiple linear regression, the constant elasticity Junction, and the labor force participation rate. The results showed that the level of education, income, number of family members and work positively influential on consumer exspense for packaged drinking water. In addition, the employment participation rate is still low against the bottled water industry in South Sulawesi. This means it has not reached the level of labor force participation is expected.
LINGKUNGAN KUMUH, KEMACETAN DAN PEMBANGUNAN PEDESAAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Fraksi Karya Pembangunan (FKP) DPRD DKI Jakarta pada sidang paripurna, Rabu 15 Maret yang lalu, menyarankan agar Jakarta dicanangkan kembali sebagai kota tertutup bagi pendatang seperti pernah dicanangkan pada tahun 1970-an. Dengan kepadatan penduduk mencapai 10.500 jiwa/km2, arus urbanisasi ke Jakarta di khawatirkan akan menimbulkan daerah kumuh baru yang lebih lanjut dapat menimbulkan berbagai kerawanan sosial
UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN PERUMAHAN BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Keheranan banyak orang sempat muncul ketika diberitakan oleh berbagai surat kabar bahwa sampai saat ini tercatat sekitar 12.000 unit rumah Perum Perumnas yang sulit dipasarkan. Masalahnya, di satu pihak banyak peminat rumah Perumnas sedang menunggu antrean, sementara di lain pihak banyak rumah siap huni tidak laku. Ternyata banyak hal yang telah menjadi penyebabnya. Salah satu diantaranya, yang merupakan factor paling penting adalah harga jual yang dinilai terlalu tinggi. Begitu juga dengan uang mukanya.
MEMBANGUN PEDESAAN MELALUI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bermukim di pedesaan merupakan hal yang diketahui secara umum. Dan bahwa pembangunan pedesaan menjadi sangat penting tidak perlu diperdebatkan. Juga bahwa hasil-hasil pembangunan,terutama pembangunan pertanian, telah dapat memperbaiki kehidupan petani tidak perlu disangkal. Tapi, suatu hal yang selalu menjadi pertanyaan adalah mengapa kondisi kehidupan di pedesaan selalu tertinggal dibandingkan dengan kehidupan di perkotaan, walaupun keduanya sama-sama melaksanakan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.
MASALAH JAKARTA BUKAN HANYA TANGGUNG JAWAB PEMDA DKI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Hampir setiap tahun selalu muncul gagasan untuk menangkal arus membanjirnya masyarakat yang berbondong-bondong ke Jakarta. Kalau tahun lalu Fraksi Karya Pembangunan (FKP) DPRD DKI Jakarta mengusulkan agar jakarta di canangkan kembali sebagai kota tertutup bagi pendatang baru, seperti pernah dicanangkan pada tahun 1970-an. Setelah lebaran tahun ini, beberapa orang anggota DPRD DKI Jakarta, yaitu Wakil Ketua Komisi D.H.Abu Bakar, dan Sekretaris FPDI, Romulus Sihombing, mengusulkan agar segera dibentuk forum konsultasi antar Pemda seluruh Indonesia
ALIH TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DI PEDESAAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Tekad bulat pemerintah untuk menegmbangkan industri kecil di pedesaan merefleksikan adanya kesadaran bahwa proses industrialisasi yang terlalu berorientasi pada " industri substitusi impor" tanpa memperhatikan pengembangan industri kecil mengakibatkan dualisme struktural dalam sektor industri. Industri besar padat modal dengan teknologi canggih dan ketergantungannya terhadap bahan baku impor berakibat pada ketidakmampuannya untuk memperluas kesempatan kerja.
DILEMA PEMBANGUNAN PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Ketidakserasian pertumbuhan pembangunan antara kota besar dan kota kecil serta daerah pedesaan telah merupakan salah satu sebab tingginya tingkat urbanisasi. Untuk Jakarta, rata-rata tingkat pertambahan penduduk karena arus migrasi (1,7%) hampir mendekati angka rata-rata laju pertumbuhan penduduk secara nasional yang 2,1% itu. Laju pertambahan penduduk yang pesat ini mau tidak mau berakibat pada peningkatan kebutuhan-kebutuhan penduduk, seperti pangan, sandang, perumahan dan fasilitas-fasilitas sosial lainnya.
1 14 15 16 17 18 391