Blog
Multicultural Approach in Learning as the Attempt of Reinforcing Indonesian Diversity in Elementary School
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
These days, the dynamics of social interaction in Indonesia is affected by various issues that are threatening the diversity of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI). This study aims to describe the multicultural approach in learning in elementary school as an effort to strengthen the student's values of multiculturalism from an early age. The descriptive qualitative method is used to analyze various problems related to the implementation of multicultural approach in learning. The research was conducted in five public elementary schools in PasarRebo Sub-district, East Jakarta. The results of the research explains that the multicultural approach should be a soft skill for the teachers and all components of the primary school management as an effort in fostering tolerance, living in peace, mutual protection, mutual freedom from threats, and to achieve the peaceful and harmonious Indonesia.
Cultural Properties as a Source for Learning History: A Case Study in Cilacap Regency, Indonesia
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Abstract. This research aims to identify the potential of cultural property in Cilacap Regency as a source for learning history. The research is conducted using qualitative approach through three stages, namely identifying cultural property that can be used as a source for learning history and educational tourism, assessing the response of history teachers on the use of cultural property as a source for learning history, and assessing the strategy of using cultural property as learning sources. The results show that (1) Cilacap has 84 potential cultural properties that can be developed as learning resources. (2) The potential of the cultural properties has not been fully utilized by teachers as a source for learning history. (3) The reasons behind this are the teacher's lack of information about the cultural properties and the distance between the location of the cultural properties and the school. (4) History teachers in Cilacap use project-based learning as a method of using cultural properties as a learning resource.
PROGRAM PELATIHAN RED GLOVE SERVICE CULTURE DAN MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh program pelatihan Red Glove Service Culture dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian menggunakan metode survei kausal dengan teknik analisis jalur. Populasi terjangkau berjumlah 134 orang. Sampel sebanyak 101. Data dihimpun melalui angket berskala Likert, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh langsung positif program pelatihan Red Glove Service Culture terhadap motivasi kerja; 2) terdapat pengaruh langsung positif program pelatihan Red Glove Service Culture terhadap kinerja karyawan; 3) terdapat pengaruh langsung negative dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. lmplikasi. peningkatan program pelatihan Red Glove Service Culture dan motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan.
PROGRAM PELATIHAN RED GLOVE SERVICE CULTURE DAN MOTIVASI KERJA DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh program pelatihan Red Glove Service Culture dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian menggunakan metode survei kausal dengan teknik analisis jalur. Populasi terjangkau berjumlah 134 orang. Sampel sebanyak 101. Data dihimpun melalui angket berskala Likert, Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh langsung positif program pelatihan Red Glove Service Culture terhadap motivasi kerja; 2) terdapat pengaruh langsung positif program pelatihan Red Glove Service Culture terhadap kinerja karyawan; 3) terdapat pengaruh langsung negative dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. lmplikasi. peningkatan program pelatihan Red Glove Service Culture dan motivasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan.
KOMUNIKASI DAN BUDAYA PELAYANAN DALAM BISNIS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Apa cirri yang kongkrit bahwa sebuah pelayanan dapat dinilai mengandung makna keunggulan komunikasi bisnis dan dirasakan bernilai bagi pelanggan sehingga di benak pelanggan terbangun persepsi positif bahwa pelayanan yang diberikan sangat menyentuh dan telah menjadi budaya perusahaan dalam pelayanan. Komunikasi bisnis atau dalam kontek pemasaran misalnya merupakan usaha untuk menyampaikan pesan menyadarkan dan meyakinkan konsumen bahwa mereka membutuhkan jasa atau produk yang ditawarkan (sutisna, 2001)
DARI KEMERDEKAAN PERS MENUJU PERSAINGAN BISNIS INDUSTRI MEDIA MASSA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Kemerdekaan pers rnerupakan bagian tak terpisahkan dari pesatnya industri media rnassa. Kemerdekaan pers mutlak diperlukan bukan hanya bagi kepentingan pers dalan menciptakan produk yang menarik sesuai kebutuhan masyarakat/ pelanggan, tapi juga merupakan satu wujud kedaulatan rakyat yang berazaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum. Sejarah menunjukkan bahwa kita tidak memiliki budaya atau tradisi melindungi kemerdekaan pers. Pada 7 Agustus 1744 media pertama di Nusantara "Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen" diluncurkan dan dua tahun kemudian surat kabar itu dilarang terbit. Selanjutnya pembredelan terhadap penerbitan pers, yang dinilai tidak sesuai dengan kepentingan kekuasaan menjadi biasa pada zaman pernerintahan kolonial Belanda dan pendudukan jepang
INFORMASI, SUMBER KREATIVITAS & INOVASI ENTREPRENEUR
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Jika ada modal usaha yang lebih penting dari uang, berapapun besarnya, modal itu adalah ide-ide cemerlang dan impian, sebagian besar wirausahawan yang sukses memulai usahanya dari ide-ide atau gagasan yang orisinil. Gagasan atau ide tersebut sumbernya adalah informasinya, seperti dalam kasus Bill Gates yang bermimpi bahwa suatu saat personal Komputer (PC) akan tersedia di rumah setiap orang. Impian itu kini menjadi kenyataan. Di Indonesia ada Tirto Utomo yang bermimpi cukup aneh untuk bersedia membeli air mineral, dan sekarang mimpi itu terbukti dengan banyaknya orang mengkonsumsi Aqua dan Vit setiap hari. Lebih gila lagi apabila kit amau minum the yang sudah berhari-hari atau berbulan-bulan, dan sekarang terbukti hampir diseluruh pelosok negeri ini tersedia the tersebut dalam kemasan botol maupun kotak. Demikian pula ketika anda pergi ke sebuah kafe dan ternyata anda tidak mengkonsumsi minuman keras dan salah satu minuman yang cocok adalah “Soft Dring” Entah mengapa sebagian dari kita memilih Coca Cola. Pernahkah kita berpikir sebetulnya apa yang telah dilakukan sehingga hampir sebagian orang terpengaruh untuk memeilih. Dan pernahkah anda berpikir darimana orang-orang mendapatkan gagasan-gagasan cemerlang yang membuat usahamereka luar biasa suksesnya, tiada lain sumbernya adalah informasi, mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan jawaban bahwa lahirnya kreativitas dan inovasi itu bukan dari mistik dan tidak hanya untuk sekelompok orang. Setiap orang memp[unyai kemampuan untuk berkreativitas dan berinovasi suatu usaha yang sukses adalah usaha yang menyadari bagaimana menginplementasikan secara kreatif dan utuh beberapa nilai-nilai wirausaha (entrepreneur) kedalam lingkungan dan bisnis yang perubahannya sangat cepat.
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA REDTOP HOTEL & CONVENTION CENTER
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This research aims to examine and analyze the effects of leadership style, work motivation and work culture on employee performance at REDTOP Hotel & Convention Center. Type of survey research with descriptive model which is one of quantitative techniques. Population of all employees of REDTOP Hotel & Convention Center. Accidental sampling sampling technique. Determination of samples using Slovin formula found a sample of 148 employees. Multiple linear regression analysis The results showed that the variables of leadership, work motivation and work culture are correlations between independent variables (leadership, work motivation and work culture) to the dependent variable (employee performance) and have a moderate to strong relationship, in addition, the percentage of donation the influence of leadership variables, work motivation and work culture on employee performance is high enough, while the rest is influenced by other variables. Suggestion for further research is, doing research of the influence of career ladder factor, salary, work stress, work environment so that can know which factor more influence to improve employee performance at REDTOP Hotel & Convention Center.
BUDAYA KERJA DAN PERAN PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja dan peran pemimpin terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei, dengan teknik analisis jalur menggunakan SPSS 22.0 for windows. Sampel sebanyak 195 responden, yang didapat dengan teknik purposive sampling. Data dihimpun dengan kuesioner, berskala Likert. Hasil penelitian menunjukkan: (1) budaya kerja berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,693 dengan persamaan regresinya Ẍ3 = 19,889+ 0,752X1. (2) peran pemimpin berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,379 dengan persamaan regresinya Ẍ3 = 51,622 + 0,312X2. (3) budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap peran pemimpin, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,587 dengan persamaan regresinya Ẍ2 = 18,853+ 0,774X1. Implikasi, peningkatan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan meningkatkan budaya kerja dan peran pemimpin.
BUDAYA KERJA DAN PERAN PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja dan peran pemimpin terhadap kinerja pegawai Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei, dengan teknik analisis jalur menggunakan SPSS 22.0 for windows. Sampel sebanyak 195 responden, yang didapat dengan teknik purposive sampling. Data dihimpun dengan kuesioner, berskala Likert. Hasil penelitian menunjukkan: (1) budaya kerja berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja pegawai, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,693 dengan persamaan regresinya Ẍ3 = 19,889+ 0,752X1. (2) peran pemimpin berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,379 dengan persamaan regresinya Ẍ3 = 51,622 + 0,312X2. (3) budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap peran pemimpin, ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,587 dengan persamaan regresinya Ẍ2 = 18,853+ 0,774X1. Implikasi, peningkatan kinerja pegawai dapat dilakukan dengan meningkatkan budaya kerja dan peran pemimpin.
1 382 383 384 385 386 391