jakarta
KEMISKINAN PEREMPUAN DAN RENTENIR DI PERKOTAAN SERTA PENANGGULANGANNYA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Para peneliti kemiskinan telah memiliki konsensus bahwa permasalahan kemiskinan adalah permasalahan yang multidimensional. Penjelasan mengenai kemiskinan pada Copenhagen Programme of Action of the World Summit for Social Development tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kemiskinan mempunyai berbagai wujud, termasuk kurangnya pendapatan dan sumber daya produktif yang memadai untuk menjamin kelangsungan hidup; kelaparan, dan kekurangan gizi; kesehatan yang buruk; keterbatasan akses pendidikan dan pelayanan dasar lainnya; peningkatan morbiditas dan peningkaan kematian akibat penyakit; tunawisma dan perumahan yang tidak memadai; lingkungan yang tidak aman; dan diskriminasi sosial dan pengucilan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menambahkan kemiskinan dicirikan oleh kurangnya partisipasi dalam pengambilan keputusan dan dalam kehidupan sipil, sosial, dan budaya (Barrientos, 2010 dalam (Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, 2012, hal. 1)).
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN PROFESIONALISME BAGI GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Kompetensi guru profesional meliputi kemampuan guru mengenal peserta didik yang dilayaninya secara mendalam, menguasai bidang studi secara keilmuan dan kependidikan dalam hal mengemas materi pembelajaran, kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik mulai dari perancangan sampai pemanfaatan hasil penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran serta pengembangan profesionalitas yang berkelanjutan. Namun beberapa hasil penelitian memperlihatkan motivasi guru untuk segera ikut sertifikasi bukanlah untuk meningkatkan profesionalime atau kompetensi mereka tetapi terkesan semata-mata untuk mendapatkan tambahan penghasilan melalui tunjangan profesi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi guru yang bersertifikat pendidik, pengembangan profesionalisme guru di sekolah serta implementasi Pengembangan Profesionalisme Guru. Metode yang digunakan adalah studi kasus sehingga memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah permasalahan. Hasil temuan berdasarkan penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa guru belum optimal dalam mengembangkan profesionalismenya, sehingga diperlukan pendekatan model kebijakan yang komprehensip mulai tingkat sekolah sampai ke kementrian sehingga dengan beban kerja yang ada masih tetap mampu mengembangkan profesionalismenya.
ROLE OF FAMILY ENVIRONMENT IN CHARACTER DEVELOPMENT
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Family environment as the environment is known first and foremost a child has a decisive role in helping the development of his personality. One effort is the essential meaning is to invite the children to enable themselves with moral values to have and develop the basics of character development. These efforts demonstrate the need for the position and responsibilities of parents. Help parents in laying the foundations and development in the character formation of children is to create conditions that encourage children to have the basics of good character and in its development involves two subjects namely parents as educators and children as the educated. This paper comprehensively want to see how the character formation of children in the family environment seen from the pattern adopted by foster parents, with the approach of descriptive analytical method. Thus the character that develops in children can be seen from the pattern adopted by foster parents in the home.
NASIONALISME PEMUDA DALAM PERUBAHAN SOSIAL
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melihat bagaimana perubahan nasionalisme pemuda dalam perubahan sosial. Nasionalisme terancam retak oleh krisis-krisis yang menyeruak: krisis moneter, krisis moral, krisis sosial, krisis politik, krisis kebangsaan dan sebagainya. Krisis yang berkepanjangan tersebut antara lain disebabkan oleh berbagai masalah sosial kemasyarakatan seperti pertentangan politik, etnik, sosial budaya dan merebaknya sikap, perilaku permisif terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme yang berlangsung lama. Metode penulisan yang dipergunakan adalah metode deskriptif analitis. Perubahan cara pandang pemuda tentang nasionalisme terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam kehidupan terutama dalam kehidupan sosial. Perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun sedemikian cepat sehingga mempengaruhi pola pikir dan sikap pada masyarakat yang mengalami perubahan tersebut. Dalam pengertian yang sangat luas perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dari struktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.
BAHASA INDONESIA DAN NASIONALISME TIDAK PERNAH MATI: PERSPEKTIF EMPIRIS-HISTORIS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Banyak kajian dan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa nasionalisme di Indonesia telah pudar seiring dengan perubahan jaman yang memandang nasionalisme adalah peristiwa masa lalu yang sudah tidak relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Hal tersebut sebenarnya kurang tepat karena nasionalisme tidak pernah padam pada satu bangsa termasuk bangsa Indonesia. Ketika pemilihan Presiden 2014 di Indonesia, para Capres berlomba untuk memunculkan tokoh masa lalu seperti Soekarno yang terkenal dengan semangat nasionalismenya. Perjuangan Soekarno pada masa mudanya untuk keluar masuk tahanan hanya untuk mempertahankan negara Indonesia menjadi salah satu contoh kecil perjuangannya. Peristiwa Sumpah Pemuda yang menyatakan bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia mulai dimunculkan kembali. Nasionalisme jangan dilihat dalam pemahaman yang sempit. Mestinya menjadi Elan Vital suatu bangsa sebagai daya pemersatu bagi kemajuan peradaban yang mengarah kepada nation state. Perjuangan bangsa Indonesia dalama arti fisik melawan penjajah memang sudah berakhir tapi perjuangan itu sudah berubah bentuk strategi karena berbeda situasi dan kondisi. Hal ini terkait dengan kondisi bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam berbagai corak kehidupan. Perbedaan justru menjadi berkah dan pelangi yang indah bagi Bangsa Indonesia. Melalui kajian empiris dan perspektif sejarah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, maka dapat dilihat bahwa bahasa Indonesia semakin berkembang seiring dengan semangat nasionalisme di Indonesia.
PENGARUH PENDIDIKAN SEJARAH TERHADAP SIKAP NASIONALISME (Penelitian pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah UHAMKA)
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin menurunnya sikap nasionalisme dikalangan mahasiswa. Pada saat ini nasionalisme seakan-akan tenggelam, kini nasionalisme menghadapi tantangan besar dari pusaran peradaban baru bernama globalisasi. Nasionalisme sebagai kemampuan dasar (basic drive) serta daya juang (elan vital) dari sebuah bangsa bernama Indonesia sedang diuji fleksibilitasnya dalam arti kemampuan untuk berubah sehingga selalu akurat dalam menjawab tantangan jaman. Fleksibilitas tidaklah mengurangi jiwa nasionalisme, justu sebaliknya menunjukkan begitu dalamnya nasionalisme mengakar sehingga dalam waktu bersamaan tetap hidup dan terus-menerus bermetamorfosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara nyata tentang pengaruh pendidikan sejarah terhadap sikap nasionalisme pada mahasiswa program studi pendidikan sejarah FKIP UHAMKA Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif serta dianalisis juga dengan kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pendidikan sejarah mempunyai berpengaruh terhadap sikap nasionalisme dengan hasil harga koefisien R sebesar 0.720 dengan taraf signifikansi 0.000< 0.05, sehingga memperoleh kesimpulan bahwa pengujian menolak H 0 dan menerima H 1 , yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari variabel independen pendidikan sejarah terhadap sikap nasionalisme mahasiswa. Hal ini berarti 72% variasi pada sikap nasionalisme dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel pendidikan sejarah, sedangkan sisanya sebesar 18% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dijelaskan dalam faktor ini. Hal ini menunjukkan besarnya peran pendidikan sejarah terhadap pembentukkan sikap nasionalisme di kalangan mahasiswa. Implikasi hasil penelitian mengisyaratkan bahwa sikap nasionalisme mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang apabila pendidikan sejarah yang diberikan kepada mahasiswa dapat menarik dan tidak membosankan. Peran penting dosen sebagai pemegang kebijakan dalam menentukan pembelajaran di kelas tidak dapat diabaikan, karena itu dosen mutlak memiliki wawasan yang luas dan mengetahui berbagai metode dalam pendidikan sejarah sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas mahasiswa dalam mengatasi kesulitankesulitan mahasiswa dalam pembelajaran sejarah.
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BETAWI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Pembelajaran materi Sejarah merupakan cabang disiplin ilmu sosial dimana Sejarah memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Metode pembelajaran yang digunakan pada saat masih kurang variasi dan masih didominasi oleh guru. Tujuan pembuatan tulisan ini mencoba untuk mengkolaborasikan permainan tradisional yang ada di daerah Betawi dalam pembelajaran IPS di pendidikan dasar dimana dalam permainan tradisional memuat kearifan-kearifan lokal yang dapat dijadikan salah satu cara untuk membentuk karakter dan membantu peserta didik dalam memahami materi yang diterima. Diharapkan melalui permainan tradisional, peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan mampu mengembangkan kreatifitas sehingga pembelajaran IPS khususnya materi Sejarah dapat lebih bermakna.
Exploring Indonesian EFL Students’ Reading Strategies for Economics Texts
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
The present study aims to explore the types of Indonesian EFL students' strategies to comprehend the economics texts. To identify the types of strategies, retrospections and reading comprehension tests were adopted and analyzed. The results revealed that most students with a low level of English proficiency remained more dependent on the bottom-up strategies than top-down strategies. However, using the bottom-up strategies had facilitated the students comprehend the economics texts. Thus, in spite of its limitation, the study has some implications to ESAP reading in EFL classrooms.
Single-Correct Answer (SCA) and Multiple-Correct Answer (MCA) in Multiple-Choice Computer Assisted Language Testing (CALT) Program
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This paper describes the use of single-correct answer (SCA) and multiple-correct answer (MCA) in assessing secondary school students’ grammar proficiency in Indonesia. There were 154 students from year 11aged 15 year old that participated in the study. From the total 154 students; 98 students participated in the SCA test session, 103 students complete the MCA test, and 84 students filled in the survey. In addition, 52 students were recorded to attend the three sessions from the study: SCA, MCA and survey. Result of the study has shown that the design of SCA and MCA in multiple-choice the computer assisted language testing (CALT) program corresponds the main principle of language testing similar to the paper-based testing format. Although the design of both SCA and MCA tests fulfilled the requirement of CALL environment such as interactivity, flexibility, content appropriateness as well as performance; as the nature of test the application of SCA and MCA test in delivering the grammar test was believed to suggest stressful environment. The authenticity setting of both SCA and MCA test which was proposed to promote the originality of students’ work was identified to drive uncomfortable testing situation. Within comparison between the SCA and MCA tests, result of the study has shown that students preferred to SCA test than the MCA test. The SCA test was believed to serve practicality for the students to complete the grammar task for the sake of number of correct answer available. Although students were challenged to complete the grammar test carried within the MCA test format, students preferred not to have such testing as it created more uncomfortable testing environment for them.
EVALUASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN TRANSMIGRASI MINAHASA TENGGARA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Perencanaan adalah suatu proses yang menjembatani antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan di masa mendatang. Oleh sebab itu untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu rencana dan disusun sebelum melaksanakan suatu tindakan. Dalam pengertian manajemen perencanaan berarti proses pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Berdasarkan jangka waktunya perencanaan dapat dibagi menjadi jangka panjang, menengah dan pendek. Perencanaan teknis pengembangan masyarakat adalah uraian rencana kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi di kawasan transmigrasi, baik dalam lingkup WPT maupun LPT yang perlu dilaksanakan untuk mencapai suatu sasaran dalam setiap tahapan, selanjutnya akan menjadi acuan pelaksanaan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi dan lingkungan permukiman transmigrasi. Penyusunan rencana taknis pengembangan masyarakat berisi berbagai rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pengembangan masyarakat untuk mancapai tahap pengembangan (development stage) dan tahap pemantapan (establishment stage).
1 8 9 10 11 12 214