repository
SPATIAL DIMENSIONS OF MULTIPLIERS IN SUMATRA ISLAND ECONOMY: AN INTER-REGIONAL INPUT-OUTPUT ANALYSIS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This paper provides the results of analysis of total, sectoral-specific, and spatial-specific multipliers and flow-on effects in Sumatera Island economy. The model employed was Inter-Regional Input-Output Model (IRIOM) developed using new hybrid procedures with special attention on Island economy. Data used for model were updated Indonesian data for the year of 2015. The results show that firstly, the important sectors of Sumatra Island economy could be based on total multipliers and flow-on effects of output, income and employment. Secondly, important economic sectors could be based on sector-specific multipliers effects; multipliers that occurred in own sector and other sectors. Thirdly, important economic sectors could be based on spatialspecific multipliers; multipliers that occurred both in own region and other regions. Fourthly, important economic sectors could be based on spatial distribution of flow-on; flow-on effects that occurred in own region as well as in other regions.
SECTOR AND SPATIAL-SPECIFIC MULTIPLIERS IN EASTERN INDONESIA’S ECONOMY: AN INTER-ISLAND INPUT-OUTPUT ANALYSIS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This paper aimed to provide the results of analysis on total and flow-on effects, sector-specific, and spatial-specific multipliers in Eastern Indonesia’s Islands economy, mainly for planning and evaluation purposes. These Islands consist of thr ee groups of big Islands such as: Sulawesi (6 provinces), Maluku (2 provinces) and Papua (2 provinces). The model employed was InterIsland Input-Output Model (IIIOM) developed using new hybrid procedures with special reference to Island economy. Data used for model were updated to Indonesian data for the year of 2015. The results show that firstly, the important sectors of Eastern Indonesia’s Island economy could be based on total multipliers and flow-on effects of output, income and employment. Secondly, important economic sectors could be based on sector-specific multipliers of output, income and employment; multipliers that occurred in own sector and other sectors. Thirdly, important economic sectors could be based on spatial-specific multipliers of output, income and employment; multipliers that occurred both in own region and other regions. economic sectors could be based on sector-specific multipliers of output, income and employment; multipliers that occurred in own of output, income and employment; multipliers that occurred in own of output, income and employment sector and other sectors. Thirdly, important economic sectors could be based on spatial-specific multipliers ; multipliers that occurred both in own region and other re
PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIS UNTUK PENGEMBANGAN WILAYAH
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Dibutuhkan pendekatan strategis terhadap masalah membangun kekayaan wilayah, dimana para pemimpin wilayah tersebut perlu mengembangkan visi, misi, kebijakan-kebijakan, dan struktur-struktur yang membimbing terhadap usaha-usaha pengembangan perekonomian wilayah. Manajemen strategis dapat dijadikan sebagai pendekatan. Konsep ini telah banyak diterapkan pada tingkat perusahaan dalam rangka memberikan arah perjalanan perusahaan tersebut di masa depan. Dengan pendekatan manajemen strategis tadi, perencana wilayah perlu merumuskan langkah demi langkah untuk menentukan jalur terbaik dalam mencapai tujuan pengembangan perekonomian wilayah.
APLIKASI MODEL INPUT-OUTPUT DALAM ANALISIS PEREKONOMIAN WILAYAH
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Konsep keterpaduan program pembangunan ekonomi menjadi semakin penting dalam era otonomi daerah. Secara ideal, output dari suatu program pembangunan bisa menjadi input bagi program pembangunan lainnya. Program pembangunan yang bersifat "ego-sektor" semakin tidak populer karena diyakini akan merugikan kepentingan pembangunan secara keseluruhan. Dalam perekonomian yang lebih luas, hubungan antar kegiatan ekonomi juga menunjukkan keterkaitan yang semakin kuat dan dinamis. Jenis-jenis kegiatan baru bermunculan untuk mengisi kekosongan mata rantai kegiatan yang semakin panjang dan kait mengait. Kemajuan di suatu sektor tidak mungkin dapat dicapai tanpa dukungan sektor-sektor lain. Begitu juga sebaiiknya, hilangnya kegiatan suatu sektor akan berdampak terhadap kegiatan sektor lain. Berbagai hubungan antarkegiatan ekonomi (interindustry relationship) selanjutnya dapat direkarn dalam suatu instrumen yang dikenal dengan model input-output (IO).
MODEL-MODEL EKONOMI DIFUSI TEKNOLOGI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Teknologi merupakan mesin bagi pertumbuhan ekonomi. Dipelopori oleh Abramovitz (1956) dan Solow (1957), para peneliti telah menemukan bahwa kemajuan teknologi merupakan hal yang sangat penting bagi proses pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kajian yang paling baru mengungkapkan bahwa sejumlah besar keragaman pendapatan dapat dijelaskan oleh keragaman dalam penggunaan teknologi. Akan tetapi, akan dibutuhkan waktu bagi sebuah teknologi baru untuk memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Terdapat dua proses penting agar teknologi bermanfaat bagi masyarakat. Pertama, teknologi haruslah dikaitkan dengan kegiatan ekonomi. Ini merupakan proses inovasi, dimana temuan teknologi baru diaplikasikan pada kegiatan ekonomi. Kemudian, teknologi haruslah diadopsi oleh masyarakat. Proses ini disebut dengan proses difusi
KOMPETENSI INTI SEKTOR UNGGULAN KAPET MANADO-BITUNG
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Telah banyak penelitian yang membahas tentang globalisasi (globalization), penyesuaian structural (structural adjustment) dan daya saing perekonomian (economic competitiveness) negara-negara di dunia (Porter 1990; Dicken, 1992). Akan tetapi, walaupun daya saing internasional Negara-negara telah seringkali dikaji, sangat sedikit penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi daya saing perekonomian wilayah. Padahal, wilayah-wilayahlah, bukan lagi negara, yang merupakan penghela pembangunan ekonomi. Memahami daya saing wilayah menjadi sangat penting bagi setiap wilayah yang sedang menyusun rencana strategis (strategic planning), terutama untuk memacu pembangunan ekonomi dan memperluas pasar pada perekonomian global.
INDUSTRIALISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERDESAAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Anutan pembangunan Indonesia selama lebih kurang tiga dasawarsa terakhir adalah meningkatkan peranan sektor industri dalam struktur perekonomian nasional, karena diyakini bahwa industrialisasi mempunyai peran yang signifikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat (Poot, Kuyvenhoven dan Jansen, 1991). Hasilnya adalah peningkatan sumbangan sektor industri terhadap perekonomian nasional yang cukup besar, dari sekitar 20% pada dasawarsa 60-an menjadi sekitar 40% dalam dasawarsa 90-an (Hill, 1994; Basri, 1996). Pertumbuhan ekonomi per tahun selama lima tahun pertama dalam dasawarsa 90-an mencapai angka 6% per tahun, dengan pertumbuhan sektor industri mencapai 12% per tahun (Sjahrir dan Brown, 1992). Dari aspek distribusi, permasalahan utama yang perlu dipertanyakan adalah tentang siapa sebenarnya yang menerima manfaat dari pertumbuhan sektor industri ini. Dengan melakukan analisis terhadap data Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia tahun 1993 (BPS, 1994), studi ini mencoba meneliti aliran manfaat pertumbuhan ekonomi dalam periode industrialisasi tersebut. Dalam studi ini akan dibandingkan antara manfaat pertumbuhan ekonomi, khususnya yang berasal dari sektor industri, yang diterima masyarakat perkotaan dengan yang diterima masyarakat perdesaan. Pada masyarakat perdesaan akan dibandingkan manfaat pertumbuhan ekonomi yang diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, yakni: masyarakat pertanian dan bukan pertanian. Di dalam masyarakat pertanian akan dibandingkan manfaat yang diterima rumah tangga pertanian golongan atas, menengah, bawah dan buruh tani.
Peningkatan Manajemen Sistem Informasi Terintegrasi melalui Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Tata Kelola yang baik merupakan salah satu syarat dalam upaya mencapai Universitas yang Unggul dan Kompetitif. Kondisi lokasi KampusUHAMKA yang tersebar di lima Lokasi kampus di wilayah Jabodetabek memerlukan strategi dan manajemen tata kelola yang baik. Penggunaan Teknologi Informasi dan komunikasi adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi kesulitan Pengelolaan Administrasi dengan kondisi lokasi kampus yang berjauhan. Melalui Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Kemdikbud, UHAMKA telah berhasil meraih Program tersebut dan telah berhasil pula mengimplementasikan program tersebut dengan salah satu program unggulannya yaitu program Interkoneksi Antar Kampus . Program ini dapat menghubungkan kelima kampus yang letaknya berjauhan melalui investasi jaringan komputer dengan menggunakan jaringan Microtic Wireless. Keberhasilan interkoneksi ini ditunjang dengan pembangunan Software Sistem Informasi Akademik, sehingga UHAMKA telah mampu melakukan layanan Informasi AKADEMIK ON LINE yang dapat diakses dimana saja, kapan saja melalui Website UHAMKA : www.uhamka.ac.id. Keberlanjutan program ini ditunjang oleh Komitmen Pimpinan UHAMKA untuk mendukung secara penuh, baik secara moral maupun dukungan dana melalui anggaran Universitas. Semoga Program ini akan membantu dalam mewujudkan visi UHAMKA untuk menjadi universitas yang unggul dalam kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
KEBIJAKAN TEKNOLOGI WILAYAH DI KOREA :TEKNOPOLIS GENERASI KETIGA
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Teknologi memberikan kontribusi bagi pengembangan masyarakat dan perekonomian nasional melalui penemuan, pengalihan, difusi dan aplikasi pengetahuan baru. Dengan demikian, pengembangan teknologi sangat erat kaitannya dengan keunggulan daya saing yang diupayakan oleh setiap negara yang sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat karena perubahan ekonomi global yang sangat cepat (Sung and Hyun, 1998; Porter, 1990). Dalam kaitan ini, pengembangan ekonomi yang dihela oleh teknologi merupakan inti dari kebijakan pemerintah Korea selama 40 tahun terakhir. Satu dari banyak kebijakan yang menjanjikan adalah membangun kawasan industri dan/atau taman riset yang disebut sebagai teknopolis, dimana teknopolis ini menciptakan keterkaitan yang erat antara pemerintah, universitas, lembaga riset dan perusahaan untuk melakukan inovasi teknologi dan produk baru, mengalihkan dan mengkomersialisasikan terknologi dan produk tersebut serta memberi dukungan bagi usaha kecil menengah melalui program inkubasi (ITEP, 1998).
PENDAHULUAN
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Sepanjang sejarah, teknologi telah memberikan pengaruh yang mendalam bagi perkembangan kemanusiaan dan kemajuan peradaban. Dibutuhkan waktu sekitar 2 juta tahun untuk mengubah kebiasaan manusia bercocok tanam dari peladang berpindah menjadi petani yang memanfaatkan peralatan dan menggunakan tenaga hewan. Kemajuan ini secara signifikan membawa perubahan bagi peradaban manusia. Beberapa ribu tahun kemudian telah disaksikan munculnya teknologi roda, kincir dan peralatan-peralatan mekanis. Kurang dari dua abad yang lalu mesin uap dan sistem pabrik telah mendorong dimulainya revolusi industri, Energi dihasilkan dari air, dari tenaga mekanis, listrik dan nuklir sehingga memungkinkan umat manusia untuk melakukan perubahan dalam cara hidupnya. Belum pernah ada dalam sejarah dimana teknologi mempunyai peran yang begitu besar dalam kehidupan manusia, seperti halnya sekarang ini. Teknologi telah merambah ke dalam segala aspek kehidupan manusia. Keberhasilan kegiatan pemerintah, perusahaan global, perusahaan swasta dan individual sangat bergantung kepada teknologi. Tingkat kemajuan teknologi dan ketergantungan masyarakat terhadap teknologi telah mempercepat pergerakan dunia menuju abad 21
1 15 16 17 18 19 214