January 24, 2021
Students’ Recognition of Learning English Reading Mediated by Computer
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Despite of Indonesian government's initiative for enhancing technology in educational practices, the use of computer to mediate teaching/learning seems to be hesitant. This paper is to expose students' recognition of learning English reading mediated by computer. Case study was used as research design. Results of the research expose no evidence that students with better English background would be successful in this mode of learning reading. However, students who participate more in learning sessions tend to have better achievement in English reading. Furthermore, students recognize that computer mediated learning reading is interesting and brings benefits from the view point of learning flexibility, interactivity, variety of contents, and performance by which motivate them to complete their own learning. The absence of teacher falls into two: 1) teacher's absence would lower students' psychological burden, and 2) explanations from teacher remains needed in face-to-face interaction.
TEACHING COHESIVE TIES TO EFL STUDENTS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This paper presents how to teach cohesion to EFL students who take English for Academic Purposes (EAP) courses at the faculty of economics. The teaching is based on the assumption that the direct involvement of students in selecting course materials and intensive exposure to discourse of economic texts in reading practices can raise students' awareness and knowledge of the way which the content of connected texts hangs together. This acquaintance can in turn make them have better comprehension of the text.
Online Peer Feedback and Learner Autonomy in EFL Writing Class
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
The information and communication technology has been utilized by most universities in Indonesia though it is rarely integrated in teaching and learning activities in classes. This paper, as part of a study to foster learner autonomy using technology based approach, investigated the roles of online peer feedback toward learner autonomy development. The data used in this study involved students’ interview transcriptions. The results showed that online peer feedback has facilitated students’ metacognitive strategies and enhanced their motivation to learn writing.
Single-Correct Answer (SCA) and Multiple-Correct Answer (MCA) in Multiple-Choice Computer Assisted Language Testing (CALT) Program
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
This paper describes the use of single-correct answer (SCA) and multiple-correct answer (MCA) in assessing secondary school students’ grammar proficiency in Indonesia. There were 154 students from year 11aged 15 year old that participated in the study. From the total 154 students; 98 students participated in the SCA test session, 103 students complete the MCA test, and 84 students filled in the survey. In addition, 52 students were recorded to attend the three sessions from the study: SCA, MCA and survey. Result of the study has shown that the design of SCA and MCA in multiple-choice the computer assisted language testing (CALT) program corresponds the main principle of language testing similar to the paper-based testing format. Although the design of both SCA and MCA tests fulfilled the requirement of CALL environment such as interactivity, flexibility, content appropriateness as well as performance; as the nature of test the application of SCA and MCA test in delivering the grammar test was believed to suggest stressful environment. The authenticity setting of both SCA and MCA test which was proposed to promote the originality of students’ work was identified to drive uncomfortable testing situation. Within comparison between the SCA and MCA tests, result of the study has shown that students preferred to SCA test than the MCA test. The SCA test was believed to serve practicality for the students to complete the grammar task for the sake of number of correct answer available. Although students were challenged to complete the grammar test carried within the MCA test format, students preferred not to have such testing as it created more uncomfortable testing environment for them.
Exploring Indonesian EFL Students’ Reading Strategies for Economics Texts
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
The present study aims to explore the types of Indonesian EFL students' strategies to comprehend the economics texts. To identify the types of strategies, retrospections and reading comprehension tests were adopted and analyzed. The results revealed that most students with a low level of English proficiency remained more dependent on the bottom-up strategies than top-down strategies. However, using the bottom-up strategies had facilitated the students comprehend the economics texts. Thus, in spite of its limitation, the study has some implications to ESAP reading in EFL classrooms.
PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BETAWI
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Pembelajaran materi Sejarah merupakan cabang disiplin ilmu sosial dimana Sejarah memberikan wawasan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Metode pembelajaran yang digunakan pada saat masih kurang variasi dan masih didominasi oleh guru. Tujuan pembuatan tulisan ini mencoba untuk mengkolaborasikan permainan tradisional yang ada di daerah Betawi dalam pembelajaran IPS di pendidikan dasar dimana dalam permainan tradisional memuat kearifan-kearifan lokal yang dapat dijadikan salah satu cara untuk membentuk karakter dan membantu peserta didik dalam memahami materi yang diterima. Diharapkan melalui permainan tradisional, peserta didik dapat mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional dan mampu mengembangkan kreatifitas sehingga pembelajaran IPS khususnya materi Sejarah dapat lebih bermakna.
PENGARUH PENDIDIKAN SEJARAH TERHADAP SIKAP NASIONALISME (Penelitian pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah UHAMKA)
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin menurunnya sikap nasionalisme dikalangan mahasiswa. Pada saat ini nasionalisme seakan-akan tenggelam, kini nasionalisme menghadapi tantangan besar dari pusaran peradaban baru bernama globalisasi. Nasionalisme sebagai kemampuan dasar (basic drive) serta daya juang (elan vital) dari sebuah bangsa bernama Indonesia sedang diuji fleksibilitasnya dalam arti kemampuan untuk berubah sehingga selalu akurat dalam menjawab tantangan jaman. Fleksibilitas tidaklah mengurangi jiwa nasionalisme, justu sebaliknya menunjukkan begitu dalamnya nasionalisme mengakar sehingga dalam waktu bersamaan tetap hidup dan terus-menerus bermetamorfosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara nyata tentang pengaruh pendidikan sejarah terhadap sikap nasionalisme pada mahasiswa program studi pendidikan sejarah FKIP UHAMKA Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif serta dianalisis juga dengan kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pendidikan sejarah mempunyai berpengaruh terhadap sikap nasionalisme dengan hasil harga koefisien R sebesar 0.720 dengan taraf signifikansi 0.000< 0.05, sehingga memperoleh kesimpulan bahwa pengujian menolak H 0 dan menerima H 1 , yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari variabel independen pendidikan sejarah terhadap sikap nasionalisme mahasiswa. Hal ini berarti 72% variasi pada sikap nasionalisme dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh variabel pendidikan sejarah, sedangkan sisanya sebesar 18% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dijelaskan dalam faktor ini. Hal ini menunjukkan besarnya peran pendidikan sejarah terhadap pembentukkan sikap nasionalisme di kalangan mahasiswa. Implikasi hasil penelitian mengisyaratkan bahwa sikap nasionalisme mahasiswa dapat tumbuh dan berkembang apabila pendidikan sejarah yang diberikan kepada mahasiswa dapat menarik dan tidak membosankan. Peran penting dosen sebagai pemegang kebijakan dalam menentukan pembelajaran di kelas tidak dapat diabaikan, karena itu dosen mutlak memiliki wawasan yang luas dan mengetahui berbagai metode dalam pendidikan sejarah sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas mahasiswa dalam mengatasi kesulitankesulitan mahasiswa dalam pembelajaran sejarah.
BAHASA INDONESIA DAN NASIONALISME TIDAK PERNAH MATI: PERSPEKTIF EMPIRIS-HISTORIS
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Banyak kajian dan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa nasionalisme di Indonesia telah pudar seiring dengan perubahan jaman yang memandang nasionalisme adalah peristiwa masa lalu yang sudah tidak relevan dengan kondisi bangsa saat ini. Hal tersebut sebenarnya kurang tepat karena nasionalisme tidak pernah padam pada satu bangsa termasuk bangsa Indonesia. Ketika pemilihan Presiden 2014 di Indonesia, para Capres berlomba untuk memunculkan tokoh masa lalu seperti Soekarno yang terkenal dengan semangat nasionalismenya. Perjuangan Soekarno pada masa mudanya untuk keluar masuk tahanan hanya untuk mempertahankan negara Indonesia menjadi salah satu contoh kecil perjuangannya. Peristiwa Sumpah Pemuda yang menyatakan bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia mulai dimunculkan kembali. Nasionalisme jangan dilihat dalam pemahaman yang sempit. Mestinya menjadi Elan Vital suatu bangsa sebagai daya pemersatu bagi kemajuan peradaban yang mengarah kepada nation state. Perjuangan bangsa Indonesia dalama arti fisik melawan penjajah memang sudah berakhir tapi perjuangan itu sudah berubah bentuk strategi karena berbeda situasi dan kondisi. Hal ini terkait dengan kondisi bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam berbagai corak kehidupan. Perbedaan justru menjadi berkah dan pelangi yang indah bagi Bangsa Indonesia. Melalui kajian empiris dan perspektif sejarah dengan menggunakan metode analisis deskriptif, maka dapat dilihat bahwa bahasa Indonesia semakin berkembang seiring dengan semangat nasionalisme di Indonesia.
NASIONALISME PEMUDA DALAM PERUBAHAN SOSIAL
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melihat bagaimana perubahan nasionalisme pemuda dalam perubahan sosial. Nasionalisme terancam retak oleh krisis-krisis yang menyeruak: krisis moneter, krisis moral, krisis sosial, krisis politik, krisis kebangsaan dan sebagainya. Krisis yang berkepanjangan tersebut antara lain disebabkan oleh berbagai masalah sosial kemasyarakatan seperti pertentangan politik, etnik, sosial budaya dan merebaknya sikap, perilaku permisif terhadap korupsi, kolusi dan nepotisme yang berlangsung lama. Metode penulisan yang dipergunakan adalah metode deskriptif analitis. Perubahan cara pandang pemuda tentang nasionalisme terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam kehidupan terutama dalam kehidupan sosial. Perubahan yang terjadi dari tahun ke tahun sedemikian cepat sehingga mempengaruhi pola pikir dan sikap pada masyarakat yang mengalami perubahan tersebut. Dalam pengertian yang sangat luas perubahan sosial didefinisikan sebagai perubahan penting dari struktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.
ROLE OF FAMILY ENVIRONMENT IN CHARACTER DEVELOPMENT
By Sepeda Lipat | | 0 Comments |
Family environment as the environment is known first and foremost a child has a decisive role in helping the development of his personality. One effort is the essential meaning is to invite the children to enable themselves with moral values to have and develop the basics of character development. These efforts demonstrate the need for the position and responsibilities of parents. Help parents in laying the foundations and development in the character formation of children is to create conditions that encourage children to have the basics of good character and in its development involves two subjects namely parents as educators and children as the educated. This paper comprehensively want to see how the character formation of children in the family environment seen from the pattern adopted by foster parents, with the approach of descriptive analytical method. Thus the character that develops in children can be seen from the pattern adopted by foster parents in the home.
1 7 8 9 10 11 253